Thursday, October 1, 2015

our IVF journey

Perjalanan TTC kami 5 tahun ini, akhirnya sampai di tahap IVF (in vitro fertilization). Bagi kami, IVF adalah puncak dan tahap ter-mutakhir dari perjalanan TTC kami yang sudah bertahun-tahun dengan mengalami berbagai metode medis maupun alternatif ini.

Saya akan ceritakan se-sistematis mungkin proses nya, semoga infonya berguna:


1. Suntik Tapros 3M


Jumat 7 Agustus 2015, kami kembali ke Dokter Budi Wiweko di Klinik Yasmin RSCM Kencana setelah pertemuan terakhir adalah saat insem, awal 2013. (dan sebelumnya laparoskopi kista endometriosis saya dengan beliau juga).
Perjalanan menuju RSCM semacam dilancarkan oleh Tuhan.
Sampai RSCM on time, nunggu 5 menit, langsung masuk ke ruang dokter. 


Ketemu Dokter, friendly & energizing as always. Biasa, langsung usg transv. Dokter bilang kondisinya bagus, kondisi telur bagus dan banyak. Puji Tuhan.. tapi memang kista endo nya kembali lagi. Ukuran 3cm di indung kanan. (still thanks God)

Saya langsung diskusi untuk ivf. Dokter mendukung. 
Dokter langsung resepkan Tapros 3M. Suntikan Tapros akan menjinakkan si kista yang ternyata tumbuh lagi (walau hanya di satu indung telur). Tapros ini akan membuat saya tidak mens (gak siklus) selama 3 bulan. Dalam 3 bulan ini, akan dilakulan prosedur ivfnya.
That's a big step. Dan saya sendirian di ruang dokter, Bru blm nyampe juga. Saya minta waktu diskusi dulu. Dokter oke. Resep Tapros tetap diberikan. 


Bru datang, sebelumnya dia telp gak dpt parkir, karena seperti biasa parkiran RSCM Kencana selalu penuh, tp pas selesai telp itu, mobil di depannya keluar, jadi dia bs langsung parkir. We thought it was also God's way.
Kami diskusi panjang lebar tentang rencana ini. Di sofa ruang tunggu yg udah kosong. Actually, menyenangkan ke dokter di weekdays gini krn sepi dan gak stresful dgn antrian.


Setelah diskusi, kami memutuskan untuk jalani proses.
Lalu suster yg sangat baik dan manis, menyuntikkan Tapros ke perut saya. Here we go..


I dont know what will happen next. But i believe, my body will be cooperative. Kami happy dan senang aja selama proses kemarin itu. Semoga happiness dan suasana ini tetap terjaga sepanjang proses. Karena at the end, all result are in God's hands. 
And we are so ready..


2. Suntik Gonal-F
Jumat 4 Sept 2015, balik lg ke dokter untuk memulai siklus ivf. Sekalian mulai memperhitungkan tanggal untuk cuti, karena saya memang rencana cuti panjang (+/- 3 minggu selama proses ivf).
Tahap awal adalah membesarkan telur, dgn Gonal F. Saya udah pernah menyuntik Gonal F waktu insem 2 tahun lalu. Tp ternyata dosis insem & ivf beda. Waktu insem, dosisnya hanya 75. Untuk ivf 300. Wow, 4 kali lipat yaaa. Tujuannya memang beda. Waktu insem hanya untuk membesarkan sel telur manapun yg akan ovulasi. Sementara di ivf, tujuannya membesarkan sel telur sebanyak2nya untuk dipanen. Jadi bukan  untuk ovulasi. Toh, secara logika, saya jg masih dibawah pengaruh Tapros 3M sehingga gak mungkin ovulasi. 
Geez, just wondering nowadays my body is under those creepy medicine. Siklus badan saya dikendalikan oleh obat2an.


Overall, kali ini saya merasa lebih santai aja untuk ivf ini. Gak ngoyo dan stres seperti beberapa tahun lalu.


Gonal F disuntikkan selama 10 hari. Di hari ke-5 kontrol lagi utk usg, melihat sejauh mana perkembangan sel telurnya. 


Di hari ke-5 ternyata ukuran telur saya belum sebesar yang diharapkan, jadi dokter menambah dosis Gonal F menjadi 375. 

Di hari 6 mulai ditambah suntik Saizen (utk growth hormone). Lalu hari 8 ditambah suntik Luveris (utk hormone LH). 
Semua suntiknya sendiri, setiap hari, di perut. Jadi tiap hari saya bawa perlengkapan obat2an & suntikan ke kantor, semua disimpan di kulkas kantor. Jangan dibayangkan seperti apa berbagai bekas luka jarum suntik di perut saya...
Ini dosis sekali suntiknya. Quite challenging rasanya. Apalagi semakin lama dosisnya ditambah. Ada momen dimana rasanya udah nggak kuat nyuntik perut sendiri lagi, tapi harus dikuat-kuatin. 

Selama proses pembesaran ovum ini, 2 hari sekali harus kontrol ke dokter untuk melihat ukuran telurnya. Puji Tuhan telur saya mencapai ukuran yang diharapkan untuk proses ivf (20 mm) dan jumlahnya pun banyak. 

3. Ovum Pick Up (OPU)
18 Sept 2015, jadwal saya ovum pick up (opu). Hasil usg terakhir, telur saya banyak dan besarnya sudah lebih dr 20mm. Dua hari lalu suntik ovidrel untuk merangsang ovulasi.
Beberapa hari terakhir, selain perut tambah begah, payudara juga bengkak dan sakit. 
Sesuai jadwal, saya harus puasa dr jam 12 malam karena OPU jam 7.30 pagi. Harus puasa karena OPU prosedurnya mirip operasi kecil dengan bius total. Jadi juga didahului dengan konsul sama dokter anestesi, cek darah lengkap, dsb. 


Supaya santai, kami nginep di hotel dekat RS jadi pagi nggak stres di jalan.

Proses OPU sendiri singkat. Jam 7.15 masuk ke ruang OPU, lalu disuntik bius. Baru sadar di ruang recovery ada suster dan dokter. Setengah sadar, saya tanya ke dokter, dapat berapa telur dok? Dokter jawab, masih ngantuk ya bu? Dpt 14. Puji Tuhan dapat banyak telur dan cukup. 
Sekarang tugasnya para embriologist untuk menyatukan sperma dan ovum, menjadi embryo. Dan memantau perkembangan embryo kami setiap hari. 

4. Embryo Transfer (ET)


Senin 21 Sept 2015, kami dapat sms dr klinik yasmin untuk ET jam 2 siang. Padahal tadinya rencana besok selasa di hari ke5. Tapi mungkin menurut embriologist, proses pembelahan embryo nya sudah cukup bagus untuk dilakukan ET. 
Anyway, langsung siapin perlengkapan untuk nginep di hotel 3 hari. Saya memutuskan tidak rawat inap, banyak pasien ET lain yg langsung rawat inap. Tapi suasana di kamar RS malah bikin stres, jadi saya memilih istirahatnya di hotel saja. (lebih murah pula di hotel daripada di kamar RS ;p)
Sampai RS, disiapin makan siang, lalu nunggu dokter datang. Nahan pipis dr jam 2an, baru mulai masuk ruang tindakan jam 16.30. Prosedur ET tidak perlu bius, tapi karena usg nya dilakukan di perut, maka jumlah cairan di perut harus banyak supaya usg nya bisa terlihat dengan jelas. Makanya harus minum banyak dan menahan pipis 30 menit sebelum ET dimulai. 


Sebelumnya, dokter menunjukkan power point foto2 embryo kami. Very professional & informative.
Dari 14 sel telur, yang berhasil menjadi embryo ada 10. 7 di antaranya membelah dengan baik. Dipilih 2 untuk ditanam hari ini, 5 sisanya di frozen.


Proses ET sendiri cuma beberapa menit. Gak sakit sama sekali. Dan sangat informatif, sebelum embryo diambil dari lab di sebelah, saya bisa lihat dari layar TV besar di ruang tindakan bahwa 2 embryo nya diambil oleh embriologist, lalu diberikan ke dokter. 
Sepanjang proses pun saya bisa lihat dari layar usg. 
Setelah embryo ditanam di dinding rahim, saya diminta berbaring di ruang tindakan sekitar 1 jam, lalu boleh pulang. 
Sampai disini semua proses dilanjutkan dengan kekuatan doa. Intervensi medis basically sudah selesai. Proses implantasi si embryo semua tergantung dari kehendak Tuhan. 

Saya bersantai-santai di hotel selama 3 hari, lalu pulang ke rumah dan menghabiskan cuti sampai selesai seluruh proses 2 week wait nya. 


Now, 2 week wait.. hopefully our peanuts grow and stay healthy inside my womb..
Dalam 2 week wait ini, saya masih harus suntik Lovernox di perut setiap hari, obat ini membantu implantansi embryo. Lalu 2 hari sekali juga harus suntik Pregnyl di bokong dan masih ada berbagai obat2an yg harus diminum. Jadi 2 hari sekali saya ke klinik 24 jam di deket rumah untuk minta disuntikkan Pregnyl. 
Proses 2 week wait dan hasilnya, akan saya share berikutnya.


xoxo

No comments:

Post a Comment